Sholat Idul Fitri 1441 H
Allah akbar, Allah akbar, laailaahailallah, Allah akbar, Allah akbar walillaa ilham. Takbir menggema di halaman masjid Al Falah Dusun Pandan Arum Desa Pandan Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto, Ahad (24/5/2020). Sholat Idul Fitri tahun 2020 M atau 1441 H kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Walau ada himbauan dari pemerintah untuk melaksanakan sholat Id di rumah, tetapi taqmir masjid beserta masyarakat Pandan sepakat untuk tetap melaksanakan sholat Id di halaman masjid Al Falah. Kesepakatan ini diizinkan dengan aturan bahwa jamaah harus memakai masker, jaga jarak dan waktu dipersingkat.
Terlihat seorang laki-laki membawa sekresek masker. Dia sengaja membawa untuk dibagikan gratis pada jamaah yang tidak memakai masker. Ternyata hampir semua jamaah sudah mematuhi aturan dengan memakai masker.
Imam sekaligus khotib sholat Id dipimpin oleh Ustadz Muhammad Sueb, pengasuh Pondok Pesantren eLKISI (Lembaga Kajian Islam Intensif) Desa Sumberingi Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto.
Sebelum sholat dimulai, Imam mengingatkan untuk menjaga jarak shof antar jamaah agar tidak berdekatan, guna mematuhi aturan yang telah disepakati.
Dalam khotbahnya, Sueb mengajak jamaah untuk bersyukur karena di tengah-tengah Covid-19 masih dapat melaksanakan sholat sunnah yang diajarkan Rosulullah SAW, yaitu sholat idul fitri dengan berjamaah. Sementara di beberapa tempat banyak saudara-saudara yang tidak diperbolehkan melaksanakannya secara berjamaah, kecuali dengan keluarga dekat.
Selanjutnya dia mengajak jamaah untuk merenung. "Mengapa kita diwajibkan puasa di bulan ramadhan? Tujuan puasa tidak remeh, yaitu laallakum tattaqun, dijamin dengan kenikmatan yang tidak terlihat oleh mata.
Dalam QS. Al Imron ayat 15 yang artinya: Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?". Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.
Tanda orang yang bertaqwa dan dijamin masuk surga diantaranya adalah pertama, orang yang telah mengucap keimanan dengan lisan, diyakini dan dilaksanakan sehari-hari. Kedua, orang-orang yang bersabar, tidak mudah marah. Orang yang benar, selama bulan ramadhan belajar atau latihan untuk menjadi benar. Taat kepada Allah, selama bulan ramadhan meningkatkan sholat jamaah di masjid, sholat sunnah. Banyak bersedekah. Ketiga, memohon ampun kepada Allah terutama di 1/3 malam terakhir.
Dia juga mengajak kepada jamaah untuk senantiasa mengingat kepada Allah SWT. "Virus corona atas kehendak Allah. Virus corona tidak akan salah sasaran." Walaupun begitu, sebagai muslim harus tetap memohon kepada Allah agar terlindung dari virus corona, lanjutnya.
Sebagai penutup khotbahnya disampaikan bahwa di akhir ramadhan sering diucapkan doa "taqobbalallohu minna waminkum" dan dijawab dengan "taqobbal yaa kariim". Sedangkan "Minal aidzin walfaidzin artinya, "Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang dimenangkan Allah yang maha mulia". Aamiin
Catatan:
Tulisan ini akan menjadi tulisan penuh kenangan.
Terlihat seorang laki-laki membawa sekresek masker. Dia sengaja membawa untuk dibagikan gratis pada jamaah yang tidak memakai masker. Ternyata hampir semua jamaah sudah mematuhi aturan dengan memakai masker.
Imam sekaligus khotib sholat Id dipimpin oleh Ustadz Muhammad Sueb, pengasuh Pondok Pesantren eLKISI (Lembaga Kajian Islam Intensif) Desa Sumberingi Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto.
Sebelum sholat dimulai, Imam mengingatkan untuk menjaga jarak shof antar jamaah agar tidak berdekatan, guna mematuhi aturan yang telah disepakati.
Dalam khotbahnya, Sueb mengajak jamaah untuk bersyukur karena di tengah-tengah Covid-19 masih dapat melaksanakan sholat sunnah yang diajarkan Rosulullah SAW, yaitu sholat idul fitri dengan berjamaah. Sementara di beberapa tempat banyak saudara-saudara yang tidak diperbolehkan melaksanakannya secara berjamaah, kecuali dengan keluarga dekat.
Selanjutnya dia mengajak jamaah untuk merenung. "Mengapa kita diwajibkan puasa di bulan ramadhan? Tujuan puasa tidak remeh, yaitu laallakum tattaqun, dijamin dengan kenikmatan yang tidak terlihat oleh mata.
Dalam QS. Al Imron ayat 15 yang artinya: Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?". Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.
Tanda orang yang bertaqwa dan dijamin masuk surga diantaranya adalah pertama, orang yang telah mengucap keimanan dengan lisan, diyakini dan dilaksanakan sehari-hari. Kedua, orang-orang yang bersabar, tidak mudah marah. Orang yang benar, selama bulan ramadhan belajar atau latihan untuk menjadi benar. Taat kepada Allah, selama bulan ramadhan meningkatkan sholat jamaah di masjid, sholat sunnah. Banyak bersedekah. Ketiga, memohon ampun kepada Allah terutama di 1/3 malam terakhir.
Dia juga mengajak kepada jamaah untuk senantiasa mengingat kepada Allah SWT. "Virus corona atas kehendak Allah. Virus corona tidak akan salah sasaran." Walaupun begitu, sebagai muslim harus tetap memohon kepada Allah agar terlindung dari virus corona, lanjutnya.
Sebagai penutup khotbahnya disampaikan bahwa di akhir ramadhan sering diucapkan doa "taqobbalallohu minna waminkum" dan dijawab dengan "taqobbal yaa kariim". Sedangkan "Minal aidzin walfaidzin artinya, "Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang dimenangkan Allah yang maha mulia". Aamiin
Catatan:
Tulisan ini akan menjadi tulisan penuh kenangan.
Sholat Id di masa pandemi virus Covid-19
Setiap 1 Syawal, aku selalu ingin membuat berita tentang suasana sholat Id di Pacet. Baru tahun ini aku bisa kirim berita itu.
Dalam tulisan ini ada andil dari suami dan putri tercinta.
Tulisan ini telah kukirim ke salah satu penerbit online, tapi tak bisa diterbitkan dengan alasan tidak sesuai maklumat
Dapatkah kau rasakan...bagaimana perasaanku saat ini...
Setiap 1 Syawal, aku selalu ingin membuat berita tentang suasana sholat Id di Pacet. Baru tahun ini aku bisa kirim berita itu.
Dalam tulisan ini ada andil dari suami dan putri tercinta.
Tulisan ini telah kukirim ke salah satu penerbit online, tapi tak bisa diterbitkan dengan alasan tidak sesuai maklumat
Dapatkah kau rasakan...bagaimana perasaanku saat ini...
Believe or not
Firasat itu ditandai dengan kemunculan kaki seribu atau kelabang di balik sofa yang kududuki dan merayap di kakiku...terus menghilang
Suatu firasat terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan atau menyedihkan
Berbagi dan membuat orang lain bahagia adalah hal yang sangat membahagiakan
BalasHapus